Berita

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir diminta mempertimbangkan memecat Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama/Repro

Politik

Bikin Pertamina Semakin Rumit, Lebih Baik Erick Thohir Copot Ahok!

SABTU, 25 DESEMBER 2021 | 21:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, soal pemotongan gaji karyawan Pertamina dibatalkan karena ancaman mogok Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dinilai politis.

Bagaimana tidak. Apa yang disampaikan Ahok berbeda dengan keterangan Komisaris Independen Pertamina, Iggi Haruman Achsien, yang menjelaskan bahwa tak ada pemotongan gaji di perusahaan minyak plat merah tersebut.

Iggi menyatakan, yang dibahas manajemen Pertamina adalah program agile working yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memilih skema Work from Home (WFH) atau Work from Office (WFO).

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Ahok memang acap kali memberikan pernyataan yang membuat kisruh di ruang-ruang publik, bukan malah membuat suatu persoalan menjadi selesai.

"Termasuk statement terkait ancaman mogok dan gaji karyawan, bagi Pertamina persoalan ini (ancaman mogok FSPPB) bukan kali pertama dan selalu dapat diselesaikan. Tetapi saat ada Ahok justru terlihat semakin rumit, bahkan sesama elit di Pertamina terjadi kekisruhan," kata Dedi Kurnia kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (25/12).

Maka dari itu, Dedi menyarankan agar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengambil sikap tegas dengan mempertimbangkan agar Politisi PDIP itu dipecat dari kursi Komisaris Utama Pertamina.

"Erick Tohir layak mempertimbangkan pencopotan Ahok, tidak perlu khawatir siapa yang berada di baliknya, selama tidak menghasilkan performa yang baik bagi Pertamina, Ahok tidak diragukan lagi untuk dikeluarkan," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya